Inovasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan
kualitas suatu produk, salah satunya yakni kosmetik. Salah satu riset yang
paling progresif terutama di negara-negara maju saat ini yaitu dalam bidang nanoteknologi.
Sejak tahun 2000, Indonesiapun tidak mau ketinggalan untuk melakukan riset
dalam bidang ini. Sejak 10 tahun terakhir muncul berbagai aplikasi
nanoteknologi dalam berbagai produk yang sudah banyak beredar di pasaran,
diantaranya aplikasi nanoteknologi dalam kosmetik. Apa kelebihan produk
kosmetik dengan teknologi nano? Dan apakah aman untuk kulit? Beberapa
pertanyaan tersebut akan saya kupas dalam artikel ini. Yang basic keilmuannya
bukan sains mungkin rada berat baca bahasan ini ^___^.
Apa kelebihan kosmetik dengan teknologi nano?
Tommy Julianto, Ph.D. dalam kuliah profesi
apoteker mahasiswa farmasi UII menyampaikan bahwa kosmetik yang dirancang
dengan nanoteknologi akan memiliki kemampuan penetrasi yang lebih baik ke dalam
kulit, efikasi yang lebih baik, dan dapat tertinggal di lapisan kulit lebih
lama. Lebih lanjut pak Tommy menjelaskan bahwa kosmetik dengan teknologi
nanoemulsi akan bersifat non-sticky
dan non-oily, sifat penetrasi yang
baik, dapat menjaga kelembaban kulit lebih baik, dan dapat mendistribusikan zat
aktif dengan baik pada kulit. Kosmetik dengan campuran lipid nanopartikel juga
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya meningkatkan stabilitas bahan aktif,
memperpanjang bau (wangi) jika itu digunakan untuk pembuatan parfum, dan
perlindungan kulit yang lebih baik terhadap sinar UV. Jadi, sederhananya,
kosmetik seperti cream wajah atau bedak dengan teknologi nano dapat memberikan
peluang besar pada kulit pemakainya menjadi lebih baik, karena ia bersifat
lebih netral, lebih melembabkan, tidak menyebabkan kulit berminyak, dan karena
distribusi zat aktif pada kulit lebih baik daripada kosmetik biasa maka jika
ada permasalahan serius pada kulit seperti flek, jerawat, atau bekas luka, maka
proses pemulihan/penyembuhannya lebih cepat karena zat aktif bekerja tepat pada
sasaran kulit yang bermasalah.
Hal senada juga disampaikan oleh pakar
nanoteknologi ITB, Prof. Dr. Heny Rachmawati. Beliau menjelaskan bahwa
pemanfaatan teknologi nano dalam dunia farmasi dapat berperan dalam
meningkatkan kualitas produksi dan keamanan (safety performance). Produk kosmetik yang menggunakan nanoteknologi
akan lebih cepat diserap oleh kulit sehingga dari segi penggunaannya lebih
efisien. Teknologi nano banyak dipilih dalam dunia farmasi karena sifat
kelarutan, stabilitas, dan kamampuan penyerapannya yang lebih baik dibandingkan
bahan lain. terkadang, senyawa tertentu dalam obat ataupun kosmetik mengalami
kesulitan untuk larut dan melakukan penetrasi karena ukuran partikelnya terlalu
besar, maka teknologi nano digunakan untuk mengatasi problem tersebut. Lebih
lanjut bu Henny menuturkan bahwa BP POM sendiri saat ini sangat ketat dalam
melakukan pengawasan terhadap produk yang menggunakan teknologi nano, apakah
teknologi nano itu benar-benar diterapkan dalam produk atau hanya sekedar
label. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan pemalsuan label nano oleh
produsen.
dr Trisna Mudjiana MARS
selaku kepala Ristra Institute juga menegaskan bahwa partikel nano sebagai
penghantar bahan aktif akan mampu memaksimalkan penyerapan bahan aktif kosmetik
pada kulit. Partikel nano juga bisa menyalurkan secara lebih merata bahan
kosmetik yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari dan energi
negatif. dr Trisna yang menjamin bahwa produk kosmetik yang menggunakan teknologi
nano tetap aman dan tidak memiliki efek samping. Beliau menjelaskan bahwa partikel nano dalam kosmetik hanya berfungsi
sebagai penghantar (carrier), setelah mulai terserap oleh kulit dia akan
terlepas. Penggunaan nanoteknologi jauh lebih baik dibandingkan produk
konvensional. Maka tak heran jika harga produk kosmetik dengan nanoteknologi
jauh lebih tinggi dibandingkan produk-produk sejenis yang tidak menggunakan
teknologi nano. Apalagi mengingat sebagian besar bahan baku untuk nano di
Indonesia masih import dari luar negeri.
Dokter kulit Adnan Nasir,
MD, PhD, FAAD, asisten profesor klinis di Departmen Dermatologi University of
North Caroline di Chapel Hill, Amerika, menjelaskan bahwa nanomaterial dalam
kosmetik berperan dalam anti penuaan. Rekayasa nanomaterial pada kosmetik dapat
memberikan retinoid topikal dan antioksidan yang dapat memacu faktor
pertumbuhan untuk peremajaan kulit di masa depan. Lebih lanjut Adnan Nasir
memberikan contoh pada sediaan bahan penyusun tabir surya avobenzona yang menyebabkan
wajah terlihat berminyak sesaat setelah digunakan. Namun sejak ditemukaan
partikel nano titanium sebagai penyusun tabir surya menyebabkan perlindungan
kulit terhadap sinar UV menjadi lebih baik tanpa meninggalkan bekas residu dan
minyak.
Lalu apakah kosmetik dengan
teknologi aman digunakan?
Hm... kalau menurut dr
Trisna kosmetik berteknologinano itu relatif aman dan gak ada efek sampingnya. Adnan
Nasir, meskipun tidak spesifik menjelaskan bahaya nanomaterial, namun dia
menyampaikan bahwa di Amerika sendiri belum ada standar khusus untuk
mengevaluasi keamanan produk tropikal yang mengandung partikel nano.
Produsen-produsen kosmetik besar di Amerika masih menunggu keputusan dari Food
and Drug Asministrator (FDA) mengenai keamanan produk teknologi nano.
Beberapa pengujian material
nano dengan metode bioassay (uji terhadap mahluk hidup) yang dilakukan oleh
David B. Warheit, Ph.D dari DuPont Haskel Laboratory Newark, Delaware, USA
(2007) menyebutkan bahwa pengujian inhalasi pada paru-paru bioassay (debu
nanomaterial) dan uji tokisistas akut oral (paparan yang termakan/terminum)
menunjukkan hasil tokisistas yang sangat rendah, uji iritasi pada kulit tidak
menunjukkan adanya iritasi, genoksisitas tes (kemungkinan toksisitas genetis)
hasilnya negatif, dan iritasi mata hanya sedikit terjadi konjungtiva (mata
kemerahan). Dari hasil riset ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nanomaterial
relatif aman digunakan pada suatu produk. Beberapa pengujian bioassay terhadap
resiko buruk nanomaterial juga dilakukan oleh para peneliti di Eropa, namun
sampai saat ini sebagian besar hasil risetnya menunjukkan hasil yang negatif,
artinya belum terbukti adanya resiko buruk yang signifikan dari penggunaan
nanomaterial terhadap makhluk hidup. Wallahu’alam.
Sumber tulisan:
http://www.news-medical.net/news/20100305/Overview-of-nanotechnology-Nanoparticles-may-eventually-be-used-in-cosmetic-products.aspx
http://nanotech.co.id/farmasi-berteknologi-nano-baik-untuk-kesehatan/
http://nanotech.co.id/farmasi-berteknologi-nano-baik-untuk-kesehatan/
David B. Warheit,
Nano-Safety and Risks: Impact of Nanoparticles on Respiratory Health Effects
–Toxicity is not always Dependent Solely upon Particle Size/Surface Area,
DuPont Haskell Laboratory Newark, Delaware, USA, 2007.